“Hubungan Kekeluargaan” itu akhirnya ter-rehabilitir juga
Setiap kali ada kegiatan acara pertemuan, kumpul-kumpul, temu-kangen atau acara pulang mudik maka ungkapan “silaturrahmi / silaturrohmi” pastilah bakal menjadi sajian menu utamanya. Dan hal itu sudah berlangsung laamaa … sekali tanpa ada perubahan, dan selama itu pula tak ada seorangpun yang sempat memikirkan nasib si “silaturrahmi” yang sebenarnya telah diperlakukan secara salah dan keliru. Baru pada dasa warsa ini banyak yang mulai tersadar dan secara perlahan me-rehabilitir nama si “silaturrahmi” ini. Jazaahumu ‘lloh khoiron. ( Maaf penulisan “silaturrahmi” ini masih mengikuti pola yang biasa dipakai di web-web ).
Dalam Bahasa Arab, dari akar kata “ro-hi-ma” tak pernah terlahirkan kata-kata “rohm” yang kemudian membentuk kata majemuk “silaturrohmi” itu. Yang ada hanya kata “rohim” dan padanannya “rihm” yang makna dan artinya cocok untuk ungkapan yang berhulu dari hadits rosul SAW. itu. ( Lihat kamus Lisānu ‘l-‘arob, Ibn Manzhūr, Dār al-Ma’ārif, Cairo, hal. 1611-1614 ). Alhasil … kini mulai banyaklah orang-orang yang lidahnya sudah mulai terbiasa melafalkan ungkapan yang sahih yaitu : “silaturrahim / silaturrohim” ( silatu ‘r-rohim / silat al-rohim ). Selamat datang kembali anak yang tersesat.
“Dan” itu ya … “Wa” itu
Sebuah ungkapan surgawi ( “silaturrahim / silaturrohim” / silatu ‘r-rohim / silat al-rohim ) baru saja ter-rehabilitir setelah ratusan tahun terzholimi, kini muncul sebuah ungkapan qur’āni yang lagi-lagi dizholimi orang, dan kali ini kebetulan dilakukan oleh mereka yang terbilang awam. Tapi malangnya kesalahan ini terus diikuti secara buta dan ni’mat oleh orang banyak. Ungkapan itu adalah : “ mawaddah dan wa rohmah ” (bandingkan dengan potongan ayat ke-21 surah ar-Rūm). Dimana kelirunya … ?
Kecil itu indah tapi bisa merusak juga lho. Buktinya kehadiran kata “dan“ yang kecil itu dalam ungkapan diatas justru sangat amat mengganggu. Kenapa … ? Karena kata “dan“ itu sendiri sebenarnya sudah merupakan arti, makna atau terjemahan dari kata “wa“ yang sudah hadir dalam ungkapan qur’ani itu sejak 15 abad yang lalu. Jadi kehadirannya disitu malah merusak dan hanya bikin kotor saja bahkan boleh dianggap menambah-nambah pada ayat al qur’an lho !. Iya apa iya … ?
Diambil dari :
http://benzein4.wordpress.com/category/ahruf/
Catatan :
Ingin "tahqiiq" kata-kata ini ? Link saja ke "Kamus2 Besar Arab" di Daftar Links pada Sidebar Blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar