Korban ???
ada puluhan wajah penuh perangah
tajam menatap tubuh sintal resah
yang limbung … nyaris terpeleset
dari batangan besi menara sutet
di senja basah itu
ada sederet tanya menyelinap benak
mereka-reka duga ‘tuk mengais sebuah jawab
setan mana ‘lah tega merasuk rusak otak sang dara
dan kotori mimpi-mimpi putihnya
di malam kudus romadhon ini
ada derita pekat lama menyumbat
yang terus sesakkan dada … lumurkan noda
setitik nuthfah yang tertumpah telah mendekam kelam
berbentuk janin … tak terakui tak terkehendaki
jadikan hidup sang nona nyeri tak terperi … ingin diakhiri
ada kegeraman merah membakar sekam dada
pada nurani sang pengecut durjana
yang lenyap ditelan bis malam antar
di kegelapan terminal tua petang tadi
menyeret dosa entah kemana … sulit dicari.
romadhon 1429
Ironis … ( 1 )
ada pingkal penuh cekikikan berkepanjangan terus berjejal lalu menghablur
membubung liar dari hampir seantero rumah di negeri ini setiap pagi menjelang sahur
lewat dagelan kering mentah dua jam, para pemirsa dilalaikan dari tafakkur atau tadabbur
yaaah … ‘tuk lupakan susah derita kami seharianlah … kata mereka, dan sangat menghibur
ada keliru besar berkepanjangan terus terpelihara dalam bingkai indah
pada pemaknaan waktu sahur yang berhenti hanya pada kegiatan makan dan sudah
padahal ia adalah saat amat berharga dan sayang bila harus dibuang begitu mudah
bukankah di luar romadhon, waktu mustajab ini tak banyak yang pedulikan ‘tuk menengadah
ada sedih lirih berkepanjangan akan terus menyesaki dada, tiada surut
pada segelintir diri yang mengerti dan tak merelakan momentum mahal itu harus luput
‘nyederhanakan makan sekedar raih berkah, lalu bergegas sambangi sajadah yang ‘lah kusut
‘tuk padatkan munajat dan jejalkan istighfar dalam panjat do’a, dengan sangat bersungut *).
*) Adz Dzaariyaat ( 51 ) : 17-18
romadhon 1429
Ironis … ( 2 )
ada banyak keanehan disana-sini pada berpuasanya sebagian besar anak negeri ini
ketika sholat subuh baru saja sudah, muda-mudi ingusan berhambur liar mengejar mimpi
yang jejaka masih bersarung berpeci haji, yang dara masih bermukena sekenanya tiada rapi
menyusuri jalan-jalan sepi ‘tuk saling menautkan hati sampai langkah kaki penat lalu menepi
ada yang tak terfahami dari fenomena
puasa panjang yang baru saja diawali, selang beberapa menit saja sudah tak lagi punya arti
wabah liar ini terus menyebar, dari alun-alun
ada yang terhenyak, ada yang hanya berkerenyut dahi, lebih banyak lagi yang tak mau peduli
romadhon 1429
Diambil dari :
http://onezein.blogspot.com/label/ss ada sejuta ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar